Memahami Keunggulan Reverse Engineering dalam Merancang Ulang Produk dan Proses Manufaktur
Reverse engineering atau rekayasa balik adalah suatu proses yang digunakan untuk membuat produk yang sudah tidak diproduksi lagi, produk yang dokumentasi desain produk asli telah hilang, untuk menghilangan ciri buruk dari suatu produk, menganalisis ciri-ciri dari produk pesaing, dan banyak lagi.
Metode tradisional yang dulu dilakukan adalah dengan menggunakan alat ukur small tool untuk mendapatkan setiap titik koordinat kontur agar mendapatkan data yang cukup untuk 3D modelling. Proses tersebut kurang efektif, terutama di era Industri 4.0 yang mengutamakan inovasi dan efektivitas.
Maka dari itu dikembangkan metode reverse engineering yang menggunakan 3D scanner yang dapat memangkas waktu serta mencapai akurasi 1:1 dengan part aslinya. Metode tersebut telah digunakan di industri manufaktur Indonesia karena proses tersebut memberikan kemudahan bagi para pelaku industri dalam memproduksi dan analisis produk.
Apa saja kegunaan Reverse Engineering dalam manufaktur?
1. Inovasi produk
Reverse engineering dapat memudahkan pelaku industri memahami rincian fitur, fungsi, dan struktur produk secara detail. Dengan detail produk yang tersedia, pelaku industri dapat mudah mengembangkan produk mereka dan terus berinovasi.
2. Perbaikan dan peningkatan produk
Proses reverse engineering juga biasa digunakan terhadap komponen atau part lama yang sudah rusak sehingga dapat diperbaikan. Selain itu, proses tersebut dapat memudahkan pelaku industri untuk mengidentifikasi hal yang dapat ditingkatkan.
3. Analisis produk di pasar
Dengan menggunakan reverse engineering, pelaku industri dapat melakukan analisis produk yang sudah ada di pasar. Hal ini dapat membantu mereka dalam mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan produk tersebut, serta memahami strategi yang digunakan oleh pesaing.
Bagaimana implementasi reverse engineering di industri manufaktur?
Dalam industri manufaktur, proses rekayasa balik dimulai dengan 3D scanning atau pemindaian model atau part 3D yang akan menghasilkan data 2D dalam bentuk gambar dengan detail ukuran serta desain. Setelah pemidaian data berhasil, data tersebut diolah menjadi desain model 3D untuk menyesuaikan kebutuhan produksi. Setelah semua detail ukuran dan desain sudah sesuai, dapat dilanjutkan dengan ekspor data untuk 3D printing.
Penerapan 3D Design, 3D Scan, dan 3D Print dalam reverse engineering
1. 3D Scan
Dengan menggunakan 3D scanning, perusahaan dapat mendapatkan gambaran rinci dan spesifik suatu produk untuk diproduksi kembali. Hasil dari 3D scanning memiliki akurasi yang tinggi dan dapat menghasilkan versi baru yang serupa atau bahkan lebih baik.
2. 3D Design
3D design dilakukan dalam reverse engineering untuk modifikasi desain dari 3D scanning untuk diperbaiki atau diubah sesuai kebutuhan manufaktur.
3. 3D Print
Dari proses 3D scanning, dapat dilanjutkan dengan 3d printing dengan data yang dihasilkan melalui 3d scanning. Proses 3D scanning dapat memberikan data yang diperlukan untuk melakukan 3D printing, sehingga perusahaan dapat mencetak ulang produk dengan mudah dan cepat. Dengan menggunakan teknologi ini, perusahaan juga dapat menghemat waktu dan biaya produksi, serta mengurangi risiko kesalahan dalam pembuatan produk baru.
Imajin menawarkan layanan 3D project atau reverse engineering yang merangkup 3D Scan, 3D Design, dan 3D Print. Dengan layanan 3D project oleh Imajin, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi 3D scanning untuk mendapatkan data dan detail produk yang akurat untuk melakukan pengembangan produk melalui proses 3D desain dan 3D print yang canggih dengan hasil presisi tinggi.
Comments